Ilmu Periwayatan

A.    PENDAHULUAN
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه ونعوذ بالله مـن شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلاّ الله وأن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم أما بعد:
Hadith merupakan sumber ajaran islam, di samping al-Quran dilihat dari sudut periwayatannya,jelas antara al-Quran dengan al-Hadith sangat berbeda . untuk al-Quran semua periwayatan berlangsung secara mutawatir, sedangkan periwayatan al-Hadith sebagian berlangsung secara mutawatir namun sebagian berlangsung secara ahad,sehingga mulai dari sinilah timbul berbagai berbeda pendapat dalam menilai kualitas hadith sekaligus sebagai sumber pendapat dalam kancah ilmiah,
Dalam memahami hadith tidak cukup hanya tahu tentang hadith tersebut mutawatir akan tetapi harus di teliti secara detail baik secara sanad dan perawinyatannya, dalam makalah ini akan dibahas sedikit tentang macam-macam periwayatan dalam memahami hadith dan apa itu periwayatan yang penjelasaanya akan di bahas di bab pembahasan.









B.    RIWAYATU AL-AKABIR AN AL-ASHOGHIR [رواية لأكابير عن الأصاغير]
Kabir  artinya yang besar, orang besar,yang kedudukannya tinggi. Shaghir  artinya yang kecil orang kecil, orang yang rendah
Riwayatu Al-Akabir An Al-Ashoghir [رواية لأكابير عن الأصاغير] adalah periwayatan hadith seorang rawi yang lebih tinggi usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang guru
رواية الشخص عمن هو دونه في السن والطبقة او في العلم والحفظ
Orang besar yang dikehendaki di sini adalah:
1)    Orang yang lebih tua umurnya dari rawi,dan lebih dahulu tabaqatnya
2)    Orang yang lebih tinggi derajatnya tentang ilmu dah hafalannya
3)    Orang yang lebih tua umurnya serta lebih tinggi derajatnya tentang ilmu dan hafalannya
4)    Guru bila dibandingkan dengan seorang murid
5)    Sahabat Nabi bila dibandingkan dengan tabii’n
6)    Tabi’in bila dibandingkan dengan tabiut tabii’n
7)    Bapak bila dibandingkan anaknya
Contoh Riwayatu Al-Akabir An Al-Ashoghir:
Sabdah Rasulullah tentang al-Jassad [dajjal] yang dalam hadith tersebut Nabi memperoleh cerita dari Tamim ad-Dary ujarnya:
أتدرون لم جمعتكم قالوا الله ورسوله أعلم قال إني والله ما جمعتكم لرغبة ولا لرهبة ولكن جمعتكم لأن تميما الداري كان
رجلا نصرانيا فجاء فبايع وأسلم وحدثني حديثا وافق الذي كنت أحدثكم عن مسيح الدجال ......


Tahukah mengapa kalian saya kumpulkan ? hanya Allah dan Rasullnya yang tahu sahut mereka demi Allah saya kumpulkan kamu bukan untuk mengambil rekan dan menakut nakuti  tetapi ku kumpulkan sekalian karena Tamim ad-Dary konon ia adalah seorang nasrani lalu datang meminta biat [masuk islam] dan menceritakan kepadaku sesuatu cerita yang persis dengan apa yang saya ceritakan kepadamu tentang masihi ad-Dajjal…..
Termasuk dalam pengertian Riwayatu Al-Akabir An Al-Ashoghir adalah
1.    Riwayatu as-Shahabat an-at tabiin
2.    Riwayatu al-Aba’ ani’ al-Abna
3.    Riwayatu at-Tabiin ani’t  tabiin
Faedah mengetahui Riwayatu Al-Akabir An Al-Ashoghir adalah untuk menghindari persangkaan bahwa pada sanadnya terjadi pemutar balikan rawi, dan untuk menjauhkan persangkaan kebanyakan orang bahwa sang guru itu tentu lebih pintar dari muridnya padahal tidak tentu demikian 
Nabi Muhammad saw. Telah memerintahkan agar kita selalu menempatkan seseorang pada suatu kedudukannya yang sesuai dengan kecakapannya, sebagaimana sabdahnya:
أَمَرَنَا رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم أَنْ نُنَزِّلَ النَاسَ مَنَا زِلَهُمْ
Rasulullah  saw. Telah memerintahkan kepada kita agar kita tempatkan seseorang pada kedudukannya. [HR Abu Daud]
C.    RIWAYATU AL-ABA’ ANI’ AL-ABNA [رواية الأباء عن الأبناء]
Adalah suatu hadith dimana dalam sanad hadithnya terdapat seorang ayah yang meriwayatkan hadith dari anaknya
أن يوجد في سند الحديث أب يروي الحديث عن إبنه


Contoh
Seperti Hadith  yang bersanadkan al-fadl ke al-Abas bapaknya
حديث رواه العباس بن عبدالمطالب عن ابنه الفضل ان رسول الله صلى الله عليه وسلم جمع بين الصلاتين بالمزذلفة


   
Hadith yang diriwayatkan oleh musas dari atha’ dari ibnu abbas bin abdul muthalib dari putranya al-Fadl berkata
حدثنا شعبة عن مشاش عن عطاء عن ابن عباس عن الفضل بن عباس ان رسول الله صلي الله عليه وسلم امر ضعفه بني هاشم ان ينفروا من جمع بليل {رواه النساء}





Faedah mengetahui Riwayatu al-Aba’ ani’ al-Abna adalah untuk menghindari persanggkaan bahwa pada sanadnya terjadi pemutar balikan rawi



D.    RIWAYATU AL-ABNA’ AN AL-ABA’ [رواية الآبناء عن الآباء]
Adalah suatu hadith dimana dalam sanad hadith nya terdapat seorang anak yag meriwayatkan hadith dari bapaknya
ان يوجد في سند الحديث اب يروي الحديث عن إبنه فقط او عن ابيه عن جده
Contoh:
أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْفَقِيهُ ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ ، حَدَّثَنَا عَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ ، عَنْ مَطَرٍ ، عَنْ عَمْرِ بْنِ شُعَيْبٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ، أَنَّهُ قَالَ : فِي الْمَوَاضِحِ خَمْسٌ خَمْسٌ مِنَ الإِبِلِ ، وَالأَصَابِعُ كُلُّهَا سَوَاءٌ عَشْرٌ عَشْرٌ مِنَ الإِبِلِ أَوَّلَ الشِّجَاجِ







وَعَن الأَشْعَث بْنُ سُلَيْم ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : أَقْبَلْتُ مَعَ ابْنِ عُمَرَ مِنْ عَرَفَاتٍ إِلَى الْمُزْدَلِفَةِ فَلَمْ يَكُنْ يَفْتُرُ ، مِنَ التَّكْبِيرِ وَالتَّهْلِيلِ ، حَتَّى أَتَيْنَا الْمُزْدَلِفَةَ فَأَذَّنَ وَأَقَامَ ، أَوْ أَمَرَ إِنْسَانًا فَأَذَّنَ وَأَقَامَ وَصَلَّى بِنَا الْمَغْرِبَ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ ، ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيْنَا ، فَقَالَ : الصَّلاَةُ فَصَلَّى بِنَا الْعِشَاءَ رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ دَعَا بِعَشَائِهِ .
رواه مُسَدَّد
Faedah Riwayatu Al-Ana’ An Al-Aba’ adalah untuk mengetahui nama abun wa jaddun apabila keduanya belum jelas kedudukannya, dan untuk memperjelas keduanya apakah jaddun abiihi aw jaddu ibnihi .
E.    RIWAYATU AL-AQRAN WA  AL-MUDABBAJ [رواية الا قران و رواية المدبج ]
Riayatu al-aqran adalah seorang rawi meriwayatkan sebuah hadith dari kawan-kawanya yang sebaya umurnya ,atau yang seperguruan yaitu sama-sama belajar dari guru yang sama
Contoh:
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذِ بْنِ مُعَاذٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ حَفْصٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كُنَّ أَزْوَاجَ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - أَخْذُهُنَّ مِنْ رُءُوسِهِنَّ حَتَّى يَكُونَ كَالْوَفْرَةِ






Faedah mengetahui  riwayatu al-aqran adalah agar jangan dikira bahwa pada hadith tersebut terdapat kelebihan sanad
Mudabbaj adalah apabila masing-masing mereka yang seteman atau sebaya umurnya atau seperguruan saling meriwayatkan

Contoh:
Abu Bakar as-Sidq meriwayatkan hadith dari Umar r.a. kemudian Umar r.a. meriwayatkan hadith dari Abu Bakar r.a
Faedah mengetahui mudabbaj adalah untuk menghindari adanya persanggkaan bahwa penyebutan dua orang rawi yang sekawan tersebut adalah karena silab


F.    KESIMPULAN
Riwayatu Al-Akabir An Al-Ashoghir [رواية لأكابير عن الأصاغير] adalah periwayatan hadith seorang rawi yang lebih tinggi usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang guru
Faedah mengetahui Riwayatu Al-Akabir An Al-Ashoghir adalah untuk menghindari persangkaan bahwa pada sanadnya terjadi pemutar balikan rawi, dan untuk menjauhkan persangkaan kebanyakan orang bahwa sang guru itu tentu lebih pintar dari muridnya padahal tidak tentu demikian
Riwayatu Al-Aba’ Ani’ Al-Abna [رواية الأباء عن الأبناء] Adalah suatu hadith dimana dalam sanad hadithnya terdapat seorang ayah yang meriwayatkan hadith dari anaknya
Faedah mengetahui Riwayatu al-Aba’ ani’ al-Abna adalah untuk menghindari persanggkaan bahwa pada sanadnya terjadi pemutar balikan rawi
Riwayatu Al-Abna’ An Al-Aba’ [رواية الآبناء عن الآباء]  Adalah suatu hadith dimana dalam sanad hadith nya terdapat seorang anak yag meriwayatkan hadith dari bapaknya
Faedah Riwayatu Al-Ana’ An Al-Aba’ adalah untuk mengetahui nama abun wa jaddun apabila keduanya belum jelas kedudukannya, dan untuk memperjelas keduanya apakah jaddun abiihi aw jaddu ibnihi
Riayatu al-aqran adalah seorang rawi meriwayatkan sebuah hadith dari kawan-kawanya yang sebaya umurnya ,atau yang seperguruan yaitu sama-sama belajar dari guru yang sama
Faedah mengetahui  riwayatu al-aqran adalah agar jangan dikira bahwa pada hadith tersebut terdapat kelebihan sanad
Mudabbaj adalah apabila masing-masing mereka yang seteman atau sebaya umurnya atau seperguruan saling meriwayatkan
Faedah mengetahui mudabbaj adalah untuk menghindari adanya persanggkaan bahwa penyebutan dua orang rawi yang sekawan tersebut adalah karena silab

G.    DAFTAR PUSTAKA
Jumantoro Toto Drs,2002,Kamus Ilmu hadith,Jakarta
Fahkturrahman Drs 1974,Ikhtisar Mustholahu al-Hadith, Bandung
Tahhan Muhammad ,Tayshir Musthalahu al-Hadith, Dar al-fikr,bairut
Maktabah syamilah,CD room Bab  Futunu al-Hadith

0 Komentar