Faktor Perkembangan Anak

Perkembangan Biologis
Perkembangan bilogis atau fisik manusia berkaitan erat dengan terjadinya proses evolusi manusia. Proses evolusi biologis merupakan proses perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama yang berkaitan dengan sikap tubuh dan cara bergerak, perubahan fungsi bagian tertentu tubuh manusia, perubahan bentuk dan volume kepala, perkembangan fungsi alat indera terutama hidung dan mata. Berikut akan dijelaskan tentang perubahan atau evolusi tersebut.
Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Perkembangan Perseptual
Peseptual adalah kemampuan memahami dan menginterpretasikan informasi sensori, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indera.
Perseptual merupakan suatu keterampilan yang dipelajari, maka proses pengajaran dapat memberikan dampak langsung   terhadap kecakapan perceptual.

________________________________________
Aktivitas perceptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada individu melalui alat – alat indra yang kemudian diteruskan melalui saraf sensorik ke bagian otak kiri. Informasi tentang objek penglihatan diterima melalui indra mata, informasi tentang objek pendengaran diterima melalui indra telinga, objek sentuhan melalui kulit, objek penciuman melalui hidung. Tanpa penglihatan, pendengaran, penciuman, dan indar-indra lainnya, otak manusia akan terasing dari dunia yang ada disekitarnya.
Ada tiga proses aktivitas perceptual yang perlu dipahami, yaitu : sensasi, persepsi, dan atensi. Sensasi adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima. Sensasi berlangsung disaat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Dengan demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi. Missal, sensasi pendengarn terjadi saat ada gelombang udara yang bergetar diterima oleh telinga bagian luar dan diteruskan ke bagian saraf pendengaran. Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari aktivitas sensi. Missal, orang menjadi tahu kalau suara yang didengarnya adalah suara music, suara mobilitas , suara binatang dll. Atensi mengacu kepada selektifitas persepsi. Dengan atansi, kesadaran seseorang bias hanya tertuju pada suatu objek atau informasi dengan mengabaikan objek – objek lain.
Faktor Hereditas ( Keturunan / Pembawaan )
Faktor hereditas merupakan factor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi ( pembuahan ovum oleh sperma ) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen – gen.
Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek.
Warisan atau turunan  tersebut yang terpenting, antara lain: bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-sifat, dan penyakit.
Mengetahui sifat atau watak anak mendalam, akan membantu guru untuk mendidiknya. Misalnya, anak yang penakut perlu dibangkitkan semangatnya agar menjadi berani mengemukakan pendapatnya. Demikian pula dengan anak yang merasa minder, perlu dibangkitkan rasa harga dirinya agar jiwanya  tidak semakin tertekan.
Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa dan sebagainya.
Sebagai contoh yang dapat diambil, contoh seorang anak kecil berumur empat tahun sedang bermain di taman bunga. Ia melihat bunga-bunga berwarna-warni, lari mengejar kupu-kupu, mencium bunga-bunga itu, dan sebagainya. Tindakan-tindakan itu masih berkadar intelegensi yang rendah karena unsure rasionya juga rendah. Akan tetapi anak yang lebih besar, misalnya sudah berumur tujuh tahun, ia menghitung berapa macam bunga yang ada di taman itu dan apa saja warnanya. Tindakan kedua ini sudah lebih berintelegensi daripada yang pertama. Anak yang sudah SMP mungkin sudah dapat menyebutkan warna bunga-bunga itu satu per satu, mengetahui golongan rumpun apa berikut nama Latin mereka. Sementara itu, seorang insinyur pertanian mampu mengadakan perkawinan  silang antara bunga-bunga tersebut.
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus itu biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, teknik, keguruan, social, agama, dan sebagainya. Seseorang umumnya memiliki bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih kemampuan khusus yang menonjol dari bidang lainnya. Tetapi ada juga yang tidak memiliki bakat sama sekali, artinya dalam semua bidang ilmu dan keterampilan dia lemah atau sedang. Ada pula sebagian orang memiliki bakat serba ada, artinya hampir semua bidang ilmu dan ketrampilan, dia mampu dan menonjil. Orang seperti itu tergolong istimewa dan sanggup hidup di mana saja.
Bakat  sebagaimana halnya dengan intelegensi merupakan warisan dari orang tua, nenek, kakek dari pihak ibu dan bapak. Warisan dapat dipupuk dan dikembangkan dengan bermacam cara terutama dengan pelatihan dan didukung dana yang memadai. Seseorang yang memiliki bakat tertentu sejak kecilnya, namun tidak memperoleh kesempatan untuk mengembangkannya sebab tidak memiliki dana untuk latihan, maka bakatnya tidak dapat berkembang. Hal seperti ini dikatakan  bakat terpendam.
Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orangtua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agara mampu mengembangakan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal  anak juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak yang tinggal di desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban. Semua perbedaan sikap dan pola pikir di atas adalah akibat pengaruh dari lingkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.
Kelompok teman sebaya mempunyai peranan yang cukup penting terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat. Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya bergaul dengan teman sebaya adalah Social cognitium : kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif, dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan memahami orang lain berpengaruh kuat terhadap minat remaja untuk bergaul atau membentuk persahabatan dengan teman sebayanya( sigelman&Shaffer, 1995: 372-376). Konformitas : motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran(hobi), atau budaya teman sebayanya.
Kedaan alam sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Alam tempat tinggal manusia memiliki bentuk yang berbeda, seperti pegunungan, dataran rendah dan daerah pantai. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di daerah pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada anak yang tinggal di daerah pantai, anak yang tinggal di daerah dingin akan berbeda dengan anak yang tinggal di daerah panas. Perbedaan di atas adalah akibat pengaruh keadan alam yang berbeda. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak.
Peranan Hereditas dan Lingkungan
Antara hereditas dan lingkungan terjadi hubungan atau interaksi. Setiap faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi, hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution. Menurut pandangan ini, hereditas dan lingkungan sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan bahkan juga tingkah laku individu secara jointly (bersama-sama). Pertumbuhan dan perkembangan memerlukan kondisi kesehatan jasmani dan rohani anak.
Implikasi Bagi Kegiatan Belajar Mengajar
Hal yang perlu disadari bahwa perkembangan biologis dan perseptual anak itu memiliki keterjalinan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya. Artinya permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perkembangan fisik dan perseptual anak bisa berdampak negatif terhadap aspek-aspek perkembangan lainnya. Oleh karena itu, agar pendidik memberikan perhatian yang cukup terhadap aspek perkembangan fisik dan perseptual anak.
Implikasi bagi penyelenggaraan pembelajaran. Anak SD sudah lebih mampu mengontrol tubuhnya daripada anak usia sebelumnya. Tetapi, kondisi fisik mereka masih jauh dari matang dan masih terus berkembang. Fisik mereka masih memerlukan banyak gerak, baik untuk peningkatandan pengayaan ketrampilan-ketrampilan motoriknya maupunpemenuhan kebutuhan gerak dan kesenangan mereka. Oleh karena itu, perlu pembelajaran sesuai karakteristik kebutuhan fisik dengan cara memberikan bamyak kesempatan kepada anak untuk memfungsikan unsur-unsur fisik atau aspek perseptualnya. Cara pembelajaran: programnya disusun secara sederhana serta memperhatikan perbedaan individual anak, tidak dilakukan secara monoton, dan melibatkan penggunaan berbagai media dan sumber belajar.
Implikasi bagi penyelenggaraan Pendidikan Olahraga. Program pendidikan olahraga yang rutin dan teratur sangat diperlukan bagi anak SD. Olahraga penting untuk merangsang perkembangan fisik dan perseptual anak. Dua hal yang perlu dijadikan dasar dalam penyelenggaraan program olahraga anak SD. Pertama, pada usia SD sistem otot dan lemak anak mulai berkembang sehingga anak menguasai gerakan-gerakan secara relatif sempurna. Kedua, dunia anak adalah dunia gerak dan bermain.
Implikasi bagi pemeliharaan kesehatan dan nutrisi anak. Kesehatan merupakan faktor utama pertumbuhan fisik anak. Anak yang sering sakit akan mengalami gangguan dan keterlambatan dalam pertumbuhan fisiknya.penanaman kebiasaan berperilaku sehat terhadap anak SD perlu difahami dan diterapkan sejak dini. Kebiasaan hidup sehat hendaknya dilakukan secara menyeluruh mulai dari kebersihan pakaian dan tubuh, kebersihan makanan, pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar, serta mendisiplinkan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan. Di pihak lain, makanan yang mengandung gizi secara seimbang juga merupakan aspek penting dalam perkembangan anak, yaitu makanan empat sehat lima sempurna.

http://izzaucon.blog.uns.ac.id

0 Komentar