Jam'ul Qur'an


Bab I
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه ونعوذ بالله مـن شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلاّ الله وأن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم أما بعد:

فقد أنزل الله U على عبده محمد r القرآن الكريم ليكون للعالمين نذيرا، وجعله خاتمة كتبه، ومهيمنا عليها، وحجة على خلقه، ومعجزة لنبيه r لهذا تكفل الله U بحفظه فقال إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ  (الحجر: 9) وقال: لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ (فصلت:42) وقال لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآَنَهُ  فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآَنَهُ (القيامة: 16-17)، فهيـأ لـذلك الأسبـاب والرجـال يحفظونــه، ويعلمونـه، ويقدمون أنفسهم في سبيل تعليم الناس بعض آيات من القرآن الكريم.




















Bab II
البحث
1.    Pengertian Jam’ al-Qur’an
a)     Pengertian secara etimologi
الأول : معنى الجمع في اللغة .
الجَمْع : مصدر الفعل "جَمَع" ، يقال : جمع الشيء يجمعه جمعا.

Kata al-Jam’u adalah bentuk masdar dari jama’a  yang berarti menggabungkan, menghimpun, atau mengumpulkan. Dari ungkapkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kata Jam’ al-Qur’an dari segi bahasa mempunyai arti  menggabungkan atau mengumpulkan al-Qur’an.
b)    Pengertian secara terminologi
Secara terminologi jam’ al-Qur’an memiliki dua arti :
1.    Menghafalkan al-Qur’an sebagaimana firman Allah dalam surat al-Qiyamah ayat 17[1] yaitu;
¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur
2.    menulis dan mengumpulkan al-Qur’an sebagaimana ucapan Zaid bin Tsabit sebagai berikut:
فتتبعت القرآن أجمعه من العسف واللخاف وصدور الرجال[2]
Jadi ketika berbicara tentang jam’ al-Qur’an, maka yang dimaksudkan dengan ungkapan ini adalah pengumpulan wahyu yang diterima nabi melalui kedua cara tersebut. Istilah ini hanya dipakai pada zaman Nabi, sedangkan pada masa Abu Bakar jam’ al-Qur’an hanya dipakai dalam satu arti yaitu menulis dan mengumpulkan al-Qur’an, dan pada masa Usman mempunyai arti menyalin mushaf.[3]

Namun sebenarnya dari dua nama al-Qur’an yang paling populer, kitapun akan memperoleh dua arti tersebut, yaitu :
1.      Al-Qur’an
Nama ini mengindikasikan kepada arti yang pertama yaitu menghafalkan al-Qur’an karena lafal al-qur’an berasal dari kata “qoro’a” yang berarti membaca, sebagaimana firman Allah di atas, yaitu:
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآَنَهُ
2.      Al-Kitab
Sedangkan kata al-Kitab mengindikasikan kepada arti yang kedua yaitu menulis al-Qur’an karena lafal al-Kitab adalah masdar dari lafal “kataba” yang berarti menulis.
Jadi dua nama al-Qur’an tersebut sudah mengindikasikan bahwa al-Qur’an harus di rawat baik secara tulisan maupun hafalan.
2.    Pemeliharaan al-Qur’an
a)      Pemeliharaan al-Qur’an di langit
Al-Qur’an telah di muliakan semenjak berada di langit, di mana  hal ini sudah disampaikan oleh Allah dengan  sumpah-Nya yang termaktub dalam al- Qur’an :
* Ixsù ÞOÅ¡ø%é& ÆìÏ%ºuqyJÎ/ ÏQqàfZ9$# ÇÐÎÈ ¼çm¯RÎ)ur ÒO|¡s)s9 öq©9 tbqßJn=÷ès? íOŠÏàtã ÇÐÏÈ ¼çm¯RÎ) ×b#uäöà)s9 ×Lq̍x. ÇÐÐÈ Îû 5=»tGÏ. 5bqãZõ3¨B ÇÐÑÈ žw ÿ¼çm¡yJtƒ žwÎ) tbr㍣gsÜßJø9$# ÇÐÒÈ ×@ƒÍ\s? `ÏiB Éb>§ tûüÏHs>»yèø9$# ÇÑÉÈ
Maka Aku bersumpah dengan masa Turunnya bagian-bagian Al-Quran. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu Mengetahui.  Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia,.Pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Rabbil 'alamin.
Dari ayat tersebut bisa kita fahami bahwa, ketika al-Qur’an berada di langit,  Allah telah memuliakan dan memeliharanya dari syaitan bahkan tidak ada yang dapat menyentuhnya kecuali malaikat-malaikat yang suci.
b)      Pemeliharaan al-Qur’an ketika menuju ke bumi
Allah memelihara al-Qur’an al-Karim ketika menuju bumi dengan cara  menurunkan ruh yang suci atau malaikat jibril sebagai pembawa al-Qur’an karena al-Qur’an tidak pantas di bawa oleh ruh yang kotor sebagaimana firman Allah SWT:
$tBur ôMs9¨t\s? ÏmÎ/ ßûüÏÜ»u¤±9$# ÇËÊÉÈ $tBur ÓÈöt7.^tƒ öNçlm; $tBur šcqãèÏÜtGó¡o ÇËÊÊÈ
Dan Al Quran itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan- syaitan. Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al Quran itu, dan merekapun tidak akan Kuasa
Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa Al-Qur’an tidak mungkin dibawa oleh syaitan, al-Qur’an hanya bisa dibawa oleh ruh yang bersih yaitu malaikat[4].
c)      Pemeliharaan al-Qur’an di bumi
Allah memelihara al-Qur’an di bumi melalui Rasulullah, di mana Rasulullah memeliharanya dengan sebaik-baiknya dan menyampaikannya kepada umat, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Qiyamah ayat 16-19:
Ÿw õ8ÌhptéB ¾ÏmÎ/ y7tR$|¡Ï9 Ÿ@yf÷ètGÏ9 ÿ¾ÏmÎ/ ÇÊÏÈ ¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ §NèO ¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmtR$uŠt/ ÇÊÒÈ

0 Komentar